Maria dan Wahyu Blog

Kamis, 11 Desember 2014

TRADISI BERSIH DESA


1.      LATAR BELAKANG
Manusia dan alam merupakan elemen yang tidak bisa lepas satu sama lain. Hubungan simbiosis ini pun menjadi sebuah keniscayaan. Namun dengan berkembangnya manusia modern saat ini,alam seakan menjadi objek untuk meneguhkan dan meneruskan kehidupan manusia. Alam yang saat ini sudah rusak dan tumpukan sampah ada dimana-mana yang menimbulkan bencana alam dan memakan banyak korban. Disini diperlukan kesadaran ekologis mausia untuk paham dan peduli dengan alam. Seperti manusia kita dahulu yang begitu peduli dan menghargai alam. Hal ini terbukti dengan adanya ritual Bersih Desa sebagai bentuk atau wujud penghormatan manusia terhadap alam. Relasi masyarakat jawa dengan alam terbina erat. Kehidupan manusia  bermula dari alam,terbukti dengan mata pencaharian masarakat yang erat kaitannya dengan alam. Seperti petani,peternak,dll. Petani  mengelola alam untuk menghasilkan berbagai bahan makanan. Disamping itu,kehidupan yang selaras ini mampu menguatkan sensifitas spiritual. Masyarakat jawa memang hidup ditengah berbagai simbolisme sebagai wujud spiritual. Kepercayaan terhadap sesuatu diluar manusia inilah yang memunculkan simbol-simbol yang mampu menjaga hubungan manusia dengan alam. Salah satunya yaitu ritual bersih desa.
Bersih desa merupakan trdisi turun-temurun dalam masyarakat. Khususnya di jawa,bersih desa telah dilakukan berabad-abad lamanya. Ritual ini sebagai wujud rasa syukur warga desa  atas berkat yang diberikan Tuhan kepada masyatakat desa itu baik dari hasil panen,kesehatan,kesejahteraan dan keselamatan yang telah diperoleh selama setahun dan sebagai permohonan keselamatan dan kesejahteraan untuk satu tahun mendatang.
Ritual bersih desa ini biasanya dilaksanakan setahun sekali setelah musim panen atau dalam waktu tertentu untuk menghormati leluhur. Tradisi ini sudah turun-temurun dari nenek moyang. Untuk tanggal dan hari pun tidak sembarangan ditentukan,melainkan ada hari-hari tertentu di kalender  jawa yang merupakan hari sakral untuk melakukan ritual bersih desa.
Disini saya mendapat penjelasan dari narasumber yang sudah pasti jelas yaitu bapak Yarmuji selaku kepala desa di kelurahan Kalongan ungaran timur. Beliau berusia 36 tahun dan menjabat sebagai kepala desa. Selain itu juga bapak Sarman ayah saya sendiri yang ikut serta memberi informasi mengenai tradisi Bersih Desa ini.
2.      KAJIAN
Di desa saya masih memiliki suatu adat yang disebut dengan bersih desa. Bersih desa merupakan nilai-nilai budaya yang menunjukkan bahwa manusia jadi satu dengn alam. Ritual ini dimaksud sebagai bentuk penghargaan masyarakat terhadap alam yang telah menghidupi mereka. Ritual ini dilakukan satu kali dalam satu tahun.  Acara ini dibagi dalam serangkaian acara. Hari pertama biasanya  dikhususkan untuk ritual sesaji dan persiapan segala hal untuk hari berikutnya. Sesaji diletakkan dititik yang meliputi pusat-pusat desa,tempat-tempat keramat,tempat-tempat yang berkaitan dengan air (sungai,sumur,sendang,mata air),batas-batas desa (utara,selatan,timur,barat),setiap perempatan dan setiap pertigaan di daerah tersebut.
Hari selanjutnya biasanya di isi dengan kesenian. Didesa saya biasanya hanya ada kesenian wayang yang meramaikannya. Ada juga campursari yang ikut mengisi aca ini. Tetapi seluruhnya bukan dari desa sendiri,melainkan mengundang dari luar. Disini juga ada makan bersama,dimana setiap warga memasak masing-masing lalu dibawa ketempat acara kesenian dan makan bersama-sama.
Rangkain acara bersih desa ini biasanya diawali setelah panen pertama atau pada saat memetik padi untuk yang pertama kali secara serentak. Lokasi upacara pertama ini berada di sawah milik warga yang telah disiapkan sesaji. Bahan-bahan yang disiapkan unuk sesaji antara lain: janur kuning,bunya setaman (kembang 7 rupa),menyan,kaca,sisir,air dalam kendi,jajanan pasar,nasi dan pisang. Sesaji itu kemudian di do’akan bersama-sama dan dipimpin oleh sesepuh desa itu. Setelah di do’akan padi-padi yang sudah dipetik dibawa ke lumbung padi. Disana juga ada upacara lanjutan yaitu dengan menyiapkan beberapa macam daun seperti daun nangka,dhadhap,mojo,tebu. Semua itu memiliki fungsi dan makna yang berbeda-beda.
Fungsi dari bahan-bahan tersebut :
·      Nasi gurih,sebagai persembahan untuk para leluhur
·      Ingkung,sebagai lambang manusia ketika masih bayi dan sebagai lambang kepasrahan kepada Yang Maha Agung
·      Jajan pasar,sebagai lambang agar masyaraka mendapatkn berkah
·      Pisang raja,sebagai lambang harapan agar menpat kemuliaan dalam masa keidupan
·      Nasi ambengan,sebagai ungkpan syukur atas rezeky dari Yang Maha Agung
·      Jenang,berup jenang merah dan putih yang melambangkan ayah dan ibu,dan jenang palang untuk menolak marabahaya.
·      Tumpeng,berupa tumpeng lanang yaitu lambang Yang Maha Agung,dan tumpeng wadon yaitu lambang penghormatan pada roh leluhur yang ukurannya lebih kecil.
·      Ketan kolak apem sebagai memetri pada dhanyang yang ada di desa itu.

Upacara bersih desa ini biasanya dikaitkan dengan Dewi Sri sebagai dewa para petani. Menurut masyarakat,keberhasilan mereka panen itu adalah suatu pemberian dari dewi sri yang senantiasa menjaga  tanaman mereka dari hama serangga atau gangguan yang lain. Upacara ini timbul karena adanya dorongan perasaan manusia untuk melakukan berbagai hal yang bertujuan untuk mencari hubungan dengan dunia gaib. Ini merupakan perbuatan keremat,semua unsur-unsur benda di dalamnya ketika upacara berlangsung,serta rang yang melakukan upacara dianggap keramat. Upacara bersih desa itu merupakan rangkaian kegiatan yang terstruktur yang ditata oleh adat yang berlaku dalam masyarakat itu. Kegiatan bersih desa ini tidak lepas dari nteraksi sosial masyaarakat,karena interaksi sosial melibatkan banyak orang sehingga menimbulkan hubungan timbal balik antara perilaku dan upacra yang akan dilakukan serta unsur-unsur yang mendukung. Oleh karena itu interaksi sosial berperan sangat penting dalam hubugan dengan orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gotong royong dan kerja sama.Nilai yang dipahami oleh masyarakat dari upacara bersih desa antara lain:
·      Nilai kebersamaan atau ssosial,yaitu masyarakat bekerjasama dengan baik untuk membersihkan desa,membersihkan sungai,makam,dan membuat umbul-umbul,sehingga kebersamaan mereka terjalin dengan baik.
·      Nilai religi,yaitu hubungan manusia dengan Tuhan dapat terjalin dengan baik apabila mereka menjalankan agama dan bersih desa setiap tahunnya.
·      Nilai keamanan,yaitu masyarakat desa merasa lebih aman
·      Nilai ekonomi,dengan melaksanakan upacara masyarakat lebih mudah dan bisa memenuhi seluruh kebutuhsn hidupnya. Dan panen di tahun yang akan datang akan lebih meningkat.
Disampig itu,dalam acara adat bersih desa,para petani mengadakan beberapa kegiatan. Yang pertama warga menyimpn padi di suatu tempat yang aman yang dinamakan lumbung padi. Lumbung tersebut selain diisi hasil panen,juga perlengkapan sesaji  yang diletakkan di atas padi yang sudah di dalam lumbung  tersebut. Perlengkapan sesaji  antara lain air putih di dalam kendi yang terbuat dari tanah liat,ini memiliki maksud untuk memberikan minum pada dewi sri yang suatu saat akan berkunjung,juga untuk membersihkan atau keweningan supaya manusia berbuat bersih. Daun keluwih bermaksud agar para petani setiap panen padi diberi kelebihan. Daun sirih dimaksud untuk menyirih jika dewi sri berkunjung. Dupa dan kemenyan sebagai pelengkap sesaji. Dari semua sesajian tersebut para petani bertujuan untuk menghormati dan menghargai dewi sri. Selain itu agar dewi sri (dewi padi) menjaga keselamatan petani terutama dalam pelaksanaan menanam padi,merawat,dan memanen padi dapat berhasil dengan baik.
Untuk kegiatan pembesihan biasanya dilakukan dengan membersihkan makam,masjid,jalan atau gang  yang jarang dilewati orang. Hal ini dimaksud agar keadaan desa nampak besih. Kegiatan ini dilakukan ecara bersamaan dan gotong-royong atau kerja bakti.
Selanjutnya mengadakan acara masak-memasak dan saling berkunjung. Dalam acaraini disebut munjung yaitu pemberian dari yang muda kepada yang lebih tua. Dan weweh yaitu  diberikan oleh yng tua pada yng lebih muda. Bisa juga kepada kerabat atau teman ang dekat atas dasar kasih sayang.
Salain itu mengadakan kenduri  bersama oleh seluruh warga desa. Yang biasanya diadakan bersama-sama dihalaman masjid atau halaman yang luas. Setiap warga membawa peralatan kenduri sendiri yang masing-masing berupa nasi dan lauk yang ditempatkan dalam baskom atau nampan. Selanjutnya di adakan do’a bersama yang dipimpin oleh modin.
Acara puncaknya yaitu hiburan. Biasanya di adakan malam hari seperti mengadakan pagelaran wayang kulit. Semua ini bertujuan untuk memberi hiburan pada masyarakat agar masyarakat gembira setelah bekerja membanting tulang di sawah. Ini juga sebagai tanda telah menikmati keberhasilan ara tani dalam menggarap sawah.
Para tokoh desa sudah duduk bersila diatas panggung dengan tampak berwibawa dan memancarkan pesona magis. Menurutkepercayaan setempat,para danyang,pepunden,leluhur,atau roh penjaga desa,pada siang itu dan malam nanti ketika pertunjukan wayang kulit berlangsung yang akan menjadi pusat perhatian para warga desa setempat.
3.      TUJUAN
·         Sebagai ucapan rasa syukur pada Tuhan ysng telah memberi anugrah dan hasil panen yang melimpah
·         Untuk menjaga keselamatan warga desa dari hal-hal buruk atau gaib,roh-roh yang gentayangan,juga dari gangguan penyakit,keamanan,dan bencana.
·         Untuk membersihkan warga dan desa dari halangan atau kesusahan supaya keadaan desa aman dan tentram
4.      Makna Bersih Desa:
·         Kegiatan tersebut kiranya dapat kita ambil maknanya yaitu adanya rasa taqwa pda Tuhan Yang Maha Esa,ini dapat dilihat dengan adanya do’a yang dilakukan secar bersama-sama dan sesaji untuk dewi sri sebagai penolong keberhasilan para petani.
·         Adanya rasa hormat kepada yang lebih tua atau yang lebih dulu ada. Ini semua memberi tauladan bahwa yang muda sudah seharusnya memberi hormat ada yang lebih tua. Bagaimanapun juga orang yang lebih tua itu sebagai panutan.
·         Ada rasa kebersamaan,gotong royong dan itu menghilangkan rasa individualisme. Ini dapat dilihat dari kerjasamanya.
·         Adanya perilaku kemanusiaan,dapat dilihat dengan adanya rasa peduli antar sesama dengan membagi sedekah pada yang kurang mampu.
·         Mengajarkan tentang kesehatan,kebersihan,dan keindahan yang bisa dilihat dengan adanya membersihkan jalan,makan dll.
·         Mengajarkan  tentang kehidupan yang teratur. Dengan menyimpan padi ke dalam lumbung supaya dapa mengatur ekonomi dengan baik pula.

0 komentar:

Posting Komentar